host gator coupon Puisi Indonesia: November 2011

Senin, 28 November 2011

LANGKAH SEDERHANA DALAM INTERPRETASI PUISI



Puisi- sajak-sajak- memiliki kekhasan dibanding genre (bentuk) sastra
lainnya. Umumnya unsur-unsur yg membangun puisi- sajak- sangat kompleks.
Namun unsur-unsur tsb tidak berdiri sendiri-sendiri, semua unsur tsb
menyatu/ saling mendukung didalam puisi tsb. Dalam proses pembentukannya,
puisi mengalami proses konsentrasi (pemusatan) dan intensifikasi (pemadatan).
Walaupun ada puisi- sajak - yang menyarankan makna denotatif (makna lugas/
makna kata sesuai dengan arti pada kamus), ada banyak puisi yang menyarankan
makna konotatif (makna tambahan diluar makna lugas/harfiah).

Langkah sederhana dalam memahami puisi/ sajak:
1. Perhatikan judul puisi/sajak:
   Judul bisa menunjukkan makna keseluruhan atau menampilkan identitas/
   keunikan puisi tsb. Judul bisa menjadi salah satu kunci untuk
   memahami keseluruhan puisi.

Kredo Puisi



Kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang menyalurkan air. Kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas.

Kalau diumpamakan dengan kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Kalau diumpamakan dengan pisau, dia adalah pisau itu sendiri dan bukan alat untuk memotong atau menikam.

Dalam kesehari-harian kata cenderung dipergunakan sebagai alat untuk menyampaikan pengertian. Dianggap sebagai pesuruh untuk menyampaikan pengertian. Dan dilupakan kedudukannya yang merdeka sebagai pengertian.

Dalam puisi saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus dan penjajahan-penjajahan lain seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentu dengan dianggap kotor (obscene) serta penjajahan gramatika.

Bila kata dibebaskan, kreatifitaspun dimungkinkan. Karena kata-kata bisa menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauan dirinya sendiri. Pendadakan yang kreatif bisa timbul, karena kata yang biasanya dianggap berfungsi sebagai penyalur pengertian, tiba-tiba, karena kebebasannya bisa menyungsang terhadap fungsinya. Maka timbullah hal-hal yang tak terduga sebelumnya, yang kreatif.

Dalam (penciptaan) puisi saya, kata-kata saya biarkan bebas. dalam gairahnya karena telah menemukan kebebasan, kata-kata meloncat-loncat dan menari diatas kertas, mabuk dan menelanjangi dirinya sendiri, mundar-mandir dan berkali-kali menunjukkan muka dan belakangnya yang mungkin sama atau tak sama, membelah dirinya dengan bebas, menyatukan dirinya sendiri dengan yang lain untuk memperkuat dirinya, membalik atau menyungsangkan sendiri dirinya dengan bebas, saling bertentangan sendiri satu sama lainnya karena mereka bebas berbuat semaunya atau bila perlu membunuh dirinya sebdiri untuk menunjukkan dirinya bisa menolak dan berontak terhadap pengertian yang ingin dibebankan kepadanya.

Sebagai penyair saya hanya menjaga--sepanjang tidak mengganggu kebebasannya-- agar kehadirannya yang bebas sebagai pembentuk pengertiannya sendiri, bisa mendapatkan aksentuasi yang maksimal.

Menulis puisi bagi saya adalah membebaskan kata-kata, yang berarti mengembalikan kata pada awal mulanya. Pada mulanya adalah Kata.

Dan kata pertama adalah mantera. Maka menulis puisi bagi saya adalah mengembalikan kata kepada mantera.

Sutardji Calzoum Bachri
Bandung, 30 Maret 1973

Kamis, 24 November 2011

BELAHAN MURKA




Bayangan hati yang mengalir
Dari hulu ke hilir
Membawa bahagia yang terasa
Beringsut menjauh dari dekapan

Cecapan rasa muak yang menyengat
Menguasai hati dan menjajah pikiran
Menjalar ke seluruh raga yang hina
Paksa diri untuk menyunggingkan senyuman

Rasa ini, kebencian kah?
Makin dan semakin merekah
Hati beningku mulai terjajah
Oleh murka yang membelah

Aku benci dan tak peduli
Untuk pergi dan tak kembali

Bawalah hatimu kemana engkau mau


Bawalah hatimu kemana saja engkau mau
sesungguhnya cinta pertama itulah cinta sejati
Berapa banyak tempat sudah disinggahi
namun kerinduan tetap pada kampung halaman
Api kerinduan meronta ingin selalu dekat denganmu
celaan itu hanyalah sebuah kesalahan
tidaklah aku berpaling darimu karena celaan
dan tidaklah aku berpaling darimu kecuali sementara waktu saja
Kutinggalkan yang lain sejak kukenal kekasih sejati
seolah-olah bekal perjalanan yang tiada habisnya
Seumur hidup kegembiraan ini tak dapat menutupi penyesalanku
karena telah meninggalkan kekasih
Seribu satu bayangan menawan hati setiap malam
jatuh cinta kepada yang ini kemudian kepada yang itu
namun keesokan hari begitu cepat melupakannya
Dahulu hatiku hampa sebelum terisi cinta kepadamu
sibuk mengingat yang lain, terlena dalam permainan
Ketika cintamu memanggil hatiku ia membalasnya
Kulihat ia tidak lagi berpindah ke lain hati
Teruskanlah hubungan ini jika engkau mau
putuskanlah jika itu memang pilihanmu
hatiku tidaklah baik kecuali bersamamu
sungguh aku kehilanganmu bila aku berbohong
sungguh tiada lain didunia ini yang lebih membuatku gembira
sekiranya seluruh keindahan ada di kota ini
namun akan terasa hampa jika engkau lenyap dari pandanganku
jika engkau hilang dari pandanganku maka pikiran selalu melayang mengingatmu
jika impian tidak mengunjungiku
maka hati ini akan mengunjungimu
jiwaku adalah lisan yang menggambarkan tentang cintamu
jiwaku adalah hati dan engkaulah yang menyebarkan isi hati
jiwa ini mati karena penyakitnya
namun ia menyembunyikan penyakitnya itu dari orang-orang yang menjenguknya
betapa pilu arwah ini mengadukan cintanya
yang ia berikan kepada selain kekasih hati
Wahai orang-orang yang pergi dalam keadaan lalai
sampai kapankah engkau menganggap baik perbuatan keji
sampai kapan dan kapan engkau tidak takut datangnya hari itu
yaitu hari ketika Allah membuat bicara seluruh anggota badan
sungguh aneh, padahal engkau orang yang dapat melihat
bagaimana mungkin engkau tersesat dari jalan yang terang
Kami berlepas diri kepada Allah
dari orang-orang yang terkena virus musik dan nyanyian
berapa kali aku katakan wahai manusia
kalian berada di tepi jurang kehancuran
namun mereka justru mencela kami
mereka terus larut dalam kesesatan mereka itu
sementara kami kembali kepada Allah meniti jalan yang lurus
kami menjalani hidup di bawah naungan sunnah rasulullah
sementara mereka mati dalam keadaan bersenandung ria
(Dari terjemahan Kitab Kasyful Ghita’ ‘An Hukmi Samaa’il Ghina’)
Kami menundukkan kepala. Bertasbih dan bertakbir, juga tak henti beristighfar.
Kami tak akan berhenti berdoa kepada Allah,
semoga Daulah Al Quran dapat tegak kembali di Bumi Afghan.
Kami berdoa kepada Mu, Wahai Yang Maha Kuat! sesungguhnya kami lemah
Kami berdoa kepada Mu, Wahai Yang Maha Kaya! sesungguhnya kami miskin papa
Kami berdoa kepada Mu, Wahai Sang Penunjuk Jalan! sesungguhnya kami ini bodoh tersesat
Kami berdoa kepada Mu, Wahai Pemilik Kekuasaan! sesungguhnya kami orang tertindas di bumi
Agar Engkau melimpahkan kemenangan bagi Ahlul Haq dan Ahlu Tauhid
Agar Engkau persatukan shaf Mujahidin dan mengokohkan barisan mereka
Agar Engkau menyertai para Ghazi yang berjuang
Ya Allah tepatkan bidikan mereka
Ya Allah tepatkan bidikan mereka
Ya Allah jagalah Mujahidin dan persatukan hati mereka.
Ya Allah berilah pengawalan kepada mereka
ketika mata-mata tengah tertidur.
Kami menunggu cemas, akan kembalinya Daulah yang ditegakkan di atas pucuk-pucuk tombak.
Kami mohon ampun kepada Mu Ya Allah
karena lemahnya iman kami
dan sikap duduk diam kami
Betapa malangnya kami, kaum qoidun ini
Ya Allah bukakan jalan

Air Mata Cinta



Sejak aku rasakan ku kehilangan cintamu
Kosong hati ini tanpa ada yang mengisinya
Kutahu aku tidak hanya sendirian
Dan kusadar semuanya mengalir apa adanya
tapi ku selalu lemah berjalan tanpa cintamu
Hingga kutakbisa berkata, ada cinta lagi
Membuatku buta akan segala rasa
Diriku kesepian akan kehangatan sang hawa
Tak kuasa kutahan jerit tangis air mata
Yang kurasa selalu ada dalam pikiran dan kenangan
Yang terkadang kumerasakan cinta penuh air mata
Ku telah mengatasnamakan cinta
Dan yang kukira tetes air mata adalah cinta
Diapun sangat menyayangiku di waktu dulu
Dan menyiramku dengan kesejukan air saat hatiku kering
Sayang kau pergi dariku karena demi kebaikan kita
Akupun mengerti kehilanganmu adalah ujian buatku
Dan cinta seperti inilah yang kucari
Sejati dan murni dari hati
Walau saat ini ku harus kehilangan dirinya
Ku akan berusaha mencari dari kekosongan hati ini
Untuk menggantikanmu di hati ini
Dengan berharap bisa mendapat seperti cintamu padaku
Dan cintaku padamu
Sedari hati...kuungkapkan semua..
Lewat untaian kata..
Walau kau pergi dari hati ini kuingin
Kelak yang kunanti, hati lain bisa hidupkan kembali
Dan meramaikan kembali kekosongan hati in

Membaca Puisi


A.    Membaca pusi
Membaca puisi merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengapresiasi atau menghargai, menghayati, dan menikmatinya. Dalam pembacaan puisi perlu diperhatikan  lafal, tekanan/stres, intonasi, volume suara, dan penampilan/performa yang mencakup gaya dan sikap (untuk pembacaan yang disaksikan langsung atau di atas panggung).
a      Lafal adalah cara seseorang mengucapkan atau menuturkan bunyi bahasa. Jika lafal seseorang baik, aka bunyi bahasa yang diucapkannya akan mudah dan jelas ditangkap oleh pendengar.
b      Tekanan/stres/aksen adalah keras lembutnya pengucapan kata, kalimat, atau baris dalam puisi. Maksud adanya aksentuasi adalah untuk menegaskan bagian-bagian yang dirasa lebih penting daripada bagian lain.
c      Intonasi atau lagu kalimat adalah ketepatan tinggi rendah nada dalam pembacaan puisi sehingga suara pembaca tidak monoton tetapi berirama. Intonasi sebenarnya merupakan gabungan dari berbagai unsur, di antaranya nada, tempo, irama/ritme, tekanan, dan volume suara.

Menganalisis Puisi


A.    Menganalisis Puisi
1.    Menyebutkan tema puisi
Tema puisi adalah dasar, jiwa, atau isu utama yang menjadi pijakan terciptanya puisi. Tema puisi merupakan salah satu unsur intrinsik puisi. Unsur intrinsik puisi adalah unsur-unsur yang ada dalam puisi, baik tersurat maupun tersirat. Unsur-unsur tersebut, antara lain,tema, diksi, rima, makna, dan amanat. Untuk memahami tema puisi, Anda harus memahami unsur-unsur intrinsik puisi tersebut. Cobalah pahami puisi berikut!

 Bungaku Bersemi
Karya: Ach. Makmun Baqir

Bungaku kini bersemi
setelah sewindu terkurung
di lembah sunyi.
Dedaunan yang berguguran
reranting yang dahulu kering
kini telah biru kembali
membentuk singgasana
di tengah pusaran angin.
Tiada sia-sia kiranya
kusirami taman
di kala kemarau murka.
Bungaku kembali bersemi
hatiku kini bersemi.

Puisi Baru


A.    Puisi Baru adalah puisi yang  sudah mulai meninggalkan aturan-aturan penulisan seperti pada puisi lama. Hanya saja dalam puisi baru masih memperhatikan jumlah baris dalam tiap baitnya

1.    Jenis puisi baru berdasarkan bait, irama, rima
Puisi baru Indonesia lahir tahun dua puluhan oleh para pujangga Angkatan pra-Pujangga Baru, antara lain, Muhammad Yamin dan Rustam Effendi. Puisi baru bebas rima dan irama, tetapi jumlah larik tiap bait masih diperhatikan. Puisi ini hanya terikat oleh jumlah larik tiap bait.
Jenis puisi baru Indonesia, antara lain:
a      Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai). Contoh:
Hang Tuah

Bayu berpuput alam bergulung
Bayu berebut buih dibubung

Selat Malaka ombaknya memecah
Pukul memukul belah membelah

Bahtera ditepuk butiran dilanda
Penjajab dihantuk halauan ditunda

Oleh Amir Hamzah

b        Tersina, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai). Contoh:
Cinta

Dalam ribuan pagi bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Bersinar bagai cendana

Dalam bahagia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mengwarna bagai sari

 Oleh Sanusi Pane
c      Kuatren adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Contoh:
Sebab Dikau

Kasih kuhidup sebab dikau
Segala kuntum mengoyak kepak
Membunga cinta dalam hatiku
Mewangi sari dalam jantungku
....
 Oleh Amir Hamzah
d      Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Contoh:
Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
(Or Mandank)

e      Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). Contoh:
Di kelam hitam mengepung
Menjerit peluit kereta malam
Merintih ke langit
Derita hidup mengepung
Menjerit bangsaku sedang berjuang
Merintih ke langit
(Nursyamsu)
f       Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulaudi lautan hijau
Gunung-gemunung bagus rupanya
Dilimpahi air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya.
(Muh. Yamin)
g      Stanza / Oktava, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
Contoh:
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa sendiri
Bertambah halus, akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupaan teduh tenang.
(Sanusi Pane)
                                    
h      Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Itali) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi dapat dikatakan bahwa soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muh. Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
Soneta (dari Itali), syarat-syaratnya sebagai berikut.
         Terdiri 14 baris, terbagi atas dua kuatren (oktaf) dan dua tersina (sekstet).
         Oktaf (8 baris I) melukiskan alam (sampiran), sekstet (6 baris ke II) kesimpulan dari apa yang dikiaskan pada oktaf.
         Peralihan dari oktaf ke sekstet disebut volta.
         Rima akhirnya: a b b a (kuatren I); a b b a (kuatren II); a d c (tersina I); d c d (tersina II)
Soneta Inggris (soneta Shakespeare) syarat-syaratnya sebagai berikut.
         terdiri atas tiga kuatren dan satu distikon.
         Inti sarinya terkandung dalam distikon yang disebut cauda/koda (ekor).
Rumus akhirnya:a b a b / c d c d / e f e f / g g.
Contoh:
Gita Gembala
Lemah gemulai lembut derana
Bertiuplah angin sepantun rebut
Menuju gunung arah ke sana
Membawa awan bercampur kabut
Dahan bergoyang sambut menyambut
Menjatuhkan embun jernih warnanya
Menimpa bumi beruap dan lembut
Sebagai benda tiada berguna
Jauh di sana diliputi awan
Terdengar olehku bunyi nan rawan
Seperti permata di dada perawan
Alangkah berahi rasanya jantung
Mendengarkan bunyi suara kelintung
Melagukan gembala membawa untung
(Muh. Yamin)

i       Sanjak Bebas, adalah suatu bentuk sanjak yang tidak dapat diberi nama dengan nama-nama yang sudah tertentu baik dalam puisi lama maupun puisi baru. Yang dipentingkan dalam jenis ini adalah kandungan isi bukan bentuk. Kandungan isi dimaksudkan sebagai ekspresi bebas dari jiwanya, dari pengungkapan rasa pribadinya. kalau perlu bahasa pun dapat tunduk kepada isinya. Sanjak-sanjak ini merupakan salah ciri angkatan 45, sebuah salah satu perwujudan dari gelora jiwanya.
Contoh:
Aku
Kalau sampai waktuku
’Ku mau tak seorang ’kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Sanjak karya Chairil Anwar di atas menggambarkan pemberontakan jiwanya, semangat hidupnya yang menuntut kebebasan.

2.    Jenis Puisi baru berdasarkan isinya dibagi sebagai berikut:
a      Balada. Balada adalah puisi yang berisi kisah cerita.
b      Romance.Romance ialah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap kekasihnya.
c      Elegi. Elegi ialah sajak atau puisi bersedih-sedih, suara sukma yang meratap-ratap, batin yang merintih.
d      Ode. Ode ialah sajak yang berisi pujian dan sanjungan terhadap seseorang yang besar jasanya dalam masyarakat, seseorang yang dianggap pahlawan bangsa karena darma baktinya kepada nusa dan bangsa.
e      Himne. Himne ialah sajak pujian kepada Tuhan atau sajak keagamaan.
f       Epigram. Epigram ialah sajak yang berisi ajaran hidup, semangat perjuangan.
g      Satire. Satire ialah sajak yang berisi kritik atau sindiran yang pedas atau kepincangan-kepincangan yang terlihat dalam masyarakat
host gator coupon